SELAMAT DATANG DI SITUS JUDI ONLINE BANDARBETQQ|| CERITA MALAM DI UPDATE TIAP HARI NYA || SELAMAT MEMBACA

Rabu, 10 Juni 2020

Sebuah Rumah Kost

Dua minggu setelah tiga cewek yang akan menjadi penghuni baru di rumah kosnya itu mulai menempati kamar kos barunya. Devieta pun juga sudah nyaman tinggal dengan rizal. Ia membantu rizal mengurusi rumah yang telah dijadikan tempat kos itu. Sementara rizal sibuk mengurusi warungnya yang sudah sangat ramai dengan konsumen. Bahkan sampe siska sang manajer warung juga ikut turun tangan melayani para konsumen

“kayaknya kita butuh pegawai lagi deh pak, warungnya makin rame akhir – akhir ini” kata siska

“gitu ya sis? Kalau saya sih mending saya naikan honor kalian daripada nyari pegawai lagi yang belum tentu jelas kinerjanya” kata rizal sambil memikirkan rencana kedepan

“wah kalo pak rizal maunya begitu kita sebagai karyawan jadi tambah semangat” kata siska

“yaudah nanti istirahat kita kumpul di ruangan saya ya” kata rizal sambil berlalu masuk ke dalam ruangannya

“siap pak rizal” jawab siska

Di lain tempat zahra dan tiga sahabatnya sedang bergurau di kantin kampus. Mereka membicarakan jika bapak kos lamanya keberatan jika mereka bertiga pindah dari kosnya. Lantaran sikap bapak kosnya yang selalu mengutamakan fasilitas untuk mereka bertiga membuat mereka menjadi bahan omongan oleh penghuni kos yang lain. Awalnya memang mereka cuek saja, namun pada akhirnya mereka bertiga tidak betah dan memilih pindah dari kos itu walaupun belum sampai setahun ditempati. Dan kabar pindahnya ketiga sahabatnya ini pun terdengar di telinga zahra.


“emang kalian pindah kos dimana?” kata zahra

“di rumah gede banget ra, kayaknya sih tu rumah baru dibikin buat kos deh,, soalnya masi belum penuh banget” kata kiko

“iya yang punya juga baik banget” kata septy

“dimana emang?” tanya zahra yang semakin penasaran

“ini lho di jalan xxx nomer xx, yang rumah gede warna krem” kata kiko

“hmm kayak gak asing tu rumah? Emang nama yang jaga kos siapa?” kata zahra mencoba mengingat alamat yang tidak asing bagi zahra

“cewe sih, masih muda kok orangnya,,, namanya devieta kalo gak salah,, dia juga lagi mau lulus S2” kata trias mencoba mengingat

“oh kirain cowo yang jaga,, bukan berarti?” kata zahra

“eh ada yang cowo juga ra, namanya rizal dia masih muda juga terus pengusaha,, yang punya warung xxx kalo gak salah” kata septy yang teringat dengan sosok rizal

“hah???” kata zahra yang terkejut mendengar cerita septy

“kenapa ra?” tanya mereka bertiga

“oh.. Eh eee.. Enggak kok gapapa.. Kaget aja ada cowo yang masih muda udah sukses gitu” kata zahra yang berusaha mengalihkan pembicaraan

“kamu tau orangnya kah?” tanya trias

“enggak lah,, kalian yakin mau tinggal disitu?” kata zahra meyakinkan ketiga sahabatnya

“iyaa lah ra,, cuma kos itu yang sekarang bikin kita nyaman kayaknya,, coba deh ra kamu main ke tempat kos kita” kata kiko

“oh iya deh kapan – kapan aku main kesana,, tau sendiri kan aku masih di awasin sama papa ku” kata zahra

“iya sih,, tapi tenang tempat kos kita selalu terbuka untuk kamu” kata triaa

Dilema bagi zahra, tanpa disangka oleh zahra sebelumnya jika ketiga sahabatnya itu tinggal di tempat kos yang dimana sang pemilik kos adalah dulunya orang yang ia sayangi dan kini ia harus belajar menjauhinya. Namun ketiga sahabat baiknya malah membuka jalan untuk seperti mendekatkan dirinya dengan rizal kembali. Bingung, apakah ayahnya akan selamanya membenci rizal.

“ini papa kamu mau jodohin sama siapa ra?” tanya trias

“gak tau aku juga, aku masih gak mau mikir tentang itu,, takut bikin papa sama mama kecewa lagi” kata zahra

“tapi aku masih heran, sahabatmu tuh jujur banget ya,, biasanya cowo gak bakal jujur didepan orang tau,, tapi ini bisa gentle gitu,, di jepang dulu kalo ada cowo kayak gitu udah diangkat jadi anak lho” kata kiko

“ya mungkin dia beneran minta maaf dan sayang sama kamu ra,, cuma ya semua udah terjadi” kata trias

“terus kamu masih marah sama dia?” kata septy

“jujur ya, aku masih sayang banget sama dia,, mungkin salahku juga dulu pernah cuekin dia abis nyium aku sampe papaku marah ke dia,, seandainya dulu aku yang negur dia mungkin sekarang gak seperti ini,, aku ngerasa cuma dia orang yang sabar dan ngertiin aku” kata zahra yang menyesali kekesalannya yang pada akhirnya membuat dirinya kehilangan sahabat sekaligus seseorang yang ia cinta.

“uuuuh sabaar ya beib,,, semua pasti indah pada waktunya,, kalo dia jodoh kamu pasti gak kemana kok” kata septy

“aku jadi penasaran siapa sih sahabat kecilnya si zahra ini” kata kiko

Trias, yukiko, dan septy pun menenangkan zahra yang sedih mengingat dirinya dengan rizal. Dan ditambah dilema dengan ketiga sahabatnya yang tinggal di tempat kos rizal.

“itu papa ku udah datang, aku bayar dulu ya makanannya, mau sekalian ga?” kata zahra yang melihat mobil papanya berada di samping kantin

“mauuuuuu” kata mereka bertiga dengan serempak

Akhirnya zahra pulang bersama papanya yang telah menjemputnya. Sementara ketiga sahabatnya pun mengantar zahra ke mobil papanya untuk menyapa dan bersalaman dengan papanya zahra. Ayah zahra memang dekat dengan ketiga sahabat putri kesayangannya itu.

“mau dianter juga pulangnya?” tawar papa zahra

“oh enggak om,, kita bawa motor kok,, lagian kosnya sekarang deket” kata trias

“oh udah pindah, dimana?” kata papa zahra

“ini om belakang fakultas xxx” kata trias

“yaudah kapan – kapan om sama zahra main ke kos kalian deh” kata papa zahra

“iya om silahkan kalo mau main” kata septy

“kakak tau kan tempatnya?” tanya papa zahra

“belum pa? Kakak juga baru tau tadi kok” kata zahra

“lho, kakak gak bantuin mereka pindah kos emangnya?” kata papa zahra

“pindahnya aja gak tau pa,, mereka sekarang main rahasia sama aku pa?” kata zahra

“enggak om,, tu soalnya kemarin dadakan pindahnya,, jadi gak sempet ngabarin zahra” kata septy yang berusaha menjelaskan

“ini zahra fitnah om,, dosa lho ngefitnah,, fitnah lebih kejam daripada tidak fitnah” kata kiko

“ya emang dudul” kata zahra

“hahahahahahahaha” tawa mereka berempat

“yaudah kakak kalo ada waktu main aja kesana gapapa kok, nanti biar papa anter” kata papa zahra

“iya pa” jawab zahra

“yaudah kita pulang dulu ya” kata papa zahra

“iya om,, hati – hati dijalan” kata ketiga sahabat zahra

“daaaaaaaaa” kata zahra

“dadaaaaaaaa” kata ketiga sahabat zahra

“JANGAN SEDIH MULUUUUUU” teriak kiko

Ayahanda zahra memang tidak mengetahui dimana rumah rizal berada. Tapi zahra tidak bisa membayangkan jika ayahnya tau ketiga sahabatnya itu satu rumah dengan rizal. Apa yang akan terjadi jika ayahnya tau.


Spoiler: CAST

“nanti setelah warung tutup semua kumpul di ruangan pak rizal ya” kata siska

“siap bu” kata para karyawan warung

Siska memberitahukan kepada semua karyawan yang ada disana termasuk satpam dan tukang parkir yang bekerja di warung itu. Nama warung itu semakin berkembang pesat bahkan sampai keluar kota. Dan Tepat pukul setengah sebelas malam satu persatu semua karyawan warung masuk ke ruangan rizal yang kecil.

“wah cuma 15 orang aja gak cukup ini ruangan,, kita pindah ke aula saja biar lebih luas sedikit” kata rizal

“iya pak”

“oya yang cowo bantu bawa satu meja, kursi, dan papan tulis itu ke aula ya” perintah rizal

“iya pak rizal”

Setelah tertata rapi rizal mulai melakukan meeting dengan para karyawannya. Ia menjelaskan bahwa warung itu sudah mulai rame dan mempunyai pelanggan tetap yang selalu memesan katering.

“jadi ini setelah saya menimbang semua masukan, sekarang saya putuskan untuk menaikkan honor kalian masing – masing 30% dengan catatan kalian harus mengutamakan pelayanan kepuasan konsumen”

“wah alhamdulilah,,”

“jadi saya harap kinerja kalian bisa maksimal”

“siap pak”

Selama satu jam diskusi semua karyawan rizal pun keluar dari aula dengan senyum dan wajah bahagia. Rasa capek dan kantuk setelah hampir 15 jam bekerja hilang seketika hilang saat keluar dari aula. Termasuk siska sebagai seorang manajer dia cukup bangga dengan kinerja anak buahnya yang membuat rizal puas dan meraih omzet 200% tiap bulannya. Siska membuntuti rizal yang telah menaikkan honornya masuk ke dalam ruangannya. Ia ingin memberikan bentuk rasa terimakasih untuk rizal yang telah membantunya dari segi ekonomi. Siska selama ini bekerja untuk membantu biaya orang tuanya yang sedang diopname dan membutuhkan biaya lebih untuk perawatan dan pengobatan di rumah sakit.


“permisi pak rizal” kata siska

“oh siska,, silahkan masuk,, ada perlu apa?” kata rizal yang terkejut melihat siska mengikutinya

“pak rizal setelah ini mau kemana?” Tanya siska

“Palingan pulang ke rumah aja gak kemana-mana. Memang kenapa?” Tanya rizal kembali

“Gapapa pak rizal, Oiya pak rizal, terimakasih pak rizal sudah menaikkan honor saya dan teman – teman disini, saya juga sangat bangga dengan kinerja teman – teman disini yang sudah maksimal” kata siska

“iya iya santai ajaa”. Kata rizal

Siskapun berusaha menceritakan keadaan sang ibundanya yang sedang dirawat dirumah sakit. Rizal benar – benar terenyuh mendengar cerita siska yang sangat sayang dengan ibunya. Selesai menceritakan semuanya siska yang duduk di hadapan rizal berjalan mendekati rizal. Siska langsung melepas jilbabnya dan memperlihatkan rambutnya lurus dan panjangnya sebahu.

“Loh sis, aku masih disini kok main lepas jilbab aja” kata rizal kaget saat melihat siska melepas jilbabnya.

“Gapapa pak rizal, ini buat pak rizal yang udah bantuin saya” katanya sambil menguncir rambutnya.

Rizal sekarang bisa melihat lehernya yang putih itu karena jilbabnya telah dilepas dan diletakkan di meja kerja rizal, dan ketika sedang melamun sambil melihat rupa siska tanpa menggunakan jilbabnya. Belum selesai rizal menikmati keindahan dan kecantikan wajah siska, tiba – tiba siska melakukan hal yang lagi – lagi mengagetkan rizal. Yaitu dengan santainya siska melepas kancing kemeja kerjanya dan celana panjangnya. Walaupun ia memakai kaos dan celana pendek dibalik kemeja dan celana panjangnya, namun pemandangan saat melihat siska membuka kemejanya cukup membuat kontol rizal bangun dari tidurnya.

“Hayoo pak rizal liatin apa hahaha” ledeknya.

“sis ini masih di warung lho gaenak nanti ada karyawan lain kalo masuk sini liat saya dan kamu begini nanti dikira macem-macem” kata rizal

Hal ini rizal katakan karena kontolnya yang sudah tidak bisa diajak kompromi dan harus segera dikeluarkan isinya. Ia ingin segera pulang untuk melampiaskannya dengan salah satu yang biasa dijadikan alat pemuas rizal. Entah itu vina, nissa, atau devieta kakak sepupunya.

“Emangnya kita lagi macem – macem pak?” kata siska yang membuat rizal tidak bisa berkata-kata lagi.

Siska lalu semakin berani menghampiri rizal dan langsung memegang tangan kanan rizal. Baru kali ini rizal melihat siska senakal ini. Akal sehat rizal masih aktif berpikir sebenarnya apa yang ingin ia lakukan dan untuk apa?

“Eh sis, kamu mau ngapain ini?” kata rizal kaget karena tiba – tiba tangannya dipegang oleh siska.

“siska tau kok pak, selama ini apa yang pak rizal pikirkan tentang aku, pak rizal mau ini kan?” kata siska sambil mengarahkan tangan kanan rizal ke arah payudaranya.

Tangan rizal pun berhasil mendarat dengan sempurna di payudaranya yang kenyal dan lembut itu. Seketika itu juga rizal langsung menarik tangannya memasang tampang polos dan membuat siska tertawa. Rizal sendiri sebenarnya sudah sange melihat tingkah laku manajernya yang sekarang berubah menjadi nakal itu. Namun akal sehatnya masih aktif karena diluar sana masih ada karyawannya yang belum pulang dan rizal juga tidak ingin mencoreng nama baiknya. Beda halnya jika ini terjadi di rumahnya yang ia jadikan kos. Karena disana sudah menjadi tempat yang leluasa bagi rizal melampiaskan hasrat seksualitasnya.


“beneran pak rizal gamau? Gapapa kok kalo mau pegang, daripada pak rizal cuma liatin doang” kata siska yang membuat rizal kaget.

Siska memang sering menangkap sorot mata rizal yang selalu mengarah ke dadanya. Walaupun sudah ditutup dengan jaket pun mata rizal selalu ke arah dadanya yang cukup besar.

“saya tau kok pak rizal sering liat dada saya selama di warung ini, saya juga tau selain liatin punyaku, pak rizal juga sering liatin punyanya Tia dan karyawan yang lain kan?, kira-kira Tia dan yang lain nyadar gak ya hahaha….” Kata siska dengan nada menggoda.

Rizal yang masih membatu dan bingung diatas kursinya tidak tau harus berbuat apa. Tiba – tiba rizal seakan disadarkan dengan siska melepas kaos dalamnya dan hanya tinggal menyisakan BHnya untuk menutupi badan bagian atasnya.

“kamu mau ngapain sis??” kata rizal yang masih tidak percaya atas kelakuan teman manajer warungnya yang sudah lima tahun bekerja dengannya.

Dan siska melakukan hal yang sama seperti awal tadi, dia menarik tangan rizal dan kembali menaruhnya di payudaranya yang tertutup bh itu. Rizal hanya diam saja tidak melakukan remasan ke payudara siska karena masih bingung apakah hal ini benar atau salah apabila dilanjutkan. Rizal masih khawatir jika ada salah satu karyawannya yang belum pulang dan masuk ke ruangannya lalu melihat dirinya memegang payudara siska.

“Tuh kan pak rizal mau juga akhirnya hahaha, anggap aja ini ucapan terimakasih dari saya pak” ucap siska yang membuat rizal nekat meremas payudara siska dan kini rizal sudah menggunakan dua tangan untuk meremas kedua payudara milik karyawannya yang menjadi manajer itu.

“Nah gitu dooong paak, aku kan juga enak kalo kayak gini hahaha” goda siska.

Siska melepas BH-nya dan membuat rizal bisa melihat puting payudara siska yang berwarna coklat muda. Sudah kepalang tanggung, rizal yang sudah terbakar birahinya langsung mengecup puting tersebut dan menjilatinya. Tidak lupa juga rizal mulai menggigit – gigit kecil puting payudara siska dan hal tersebut membuat siska kegelian.

“aaaaaaaauuhhhhhhh paaakk, pelan-pelan dooongg” desahan siska membuat rizal semakin kesetanan.

Rizal meninggalkan siska sejenak untuk mengunci pintu ruangannya untuk jaga-jaga siapa tau ada yg mendadak masuk dan memergoki mereka berdua sedang melakukan hal yang tidak senonoh. Rizal langsung menyergap tubuh siska yang sudah bertelanjang dada dan langsung membaringkannya di atas meja kerjanya. Rizal kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu melumat puting payudara siska. Dan sekarang tangan kanan rizal sudah turun yang awalnya masih meremas payudara siska lalu turun ke arah memeknya. Tangan rizal masuk kedalam celana pendek siska dan menyingkap celana dalamnya, dan dengan sekejap rizal menggesek – gesekkan jarinya ke memek siska.

“Ehhhhhmmmmm paaak, jangan disituuuuu, gellliiiiiiiiiii aaaaaaahhhhhhhhh” desah siska semakin menjadi.


Lalu rizal masukkan sedikit jari telunjuknya kedalam memek siska dan akhirnya membuat siska menggelinjang tidak karuan karena rasa nikmat yang baru ia rasakan. Rizal keluar – masukkan secara perlahan jari telunjuknya.

“paaaaaaaaaakk aaahhhhhhrrrgggggg udahaaannn, harusnya gak sampai kaya giniiiiiiiiii, aaaaarrrrrggghhhhhhh” Desah siska sambil mendorong badan rizal yang sudah menindih tubuhnya.

Tentu saja tenaganya tidak cukup kuat untuk mendorong badan rizal. Dan ditambah lagi tenaga siska juga sudah terkuras akibat rangsangan yang terus dilakukan oleh rizal. Rizal tidak menghiraukan perkataan siska yang meminta untuk menghentikan apa yang telah dilakukan oleh rizal. Dan rizal pun juga mempercepat ritme keluar masuk jarinya ke memek siska yang membuat siska menggelinjang tidak karuan. Dan akhirnya siska mencapai klimaks yang ditandai dengan banyaknya cairan yang keluar dari memeknya

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrgggggggghhhhhhhhhhhh” desah siska sambil mengeluarkan cairan kenikmatan dari memeknya.

Rizal langsung bangkit dari tubuh siska dan sejenak rizal melihat ekspresi raut wajah siska saat mencapai orgasme pertamanya, dan tidak lupa rizal juga mengambil beberapa foto untuk koleksi pribadinya.

“paaaakk jangan di fotoinnn, arrrhhhhhggg” kata siska yang masih merasakan sisa – sisa kenikmatan orgasmenya.

“Sedikit doang kok sis buat koleksi saya di rumah hahaha” kata rizal sambil terus memotret tubuh siska.

“Harusnya ga kayak gini paaaak eehhhhmmmmmffff” kata siska yang tertahan karena rizal kembali menyergap bibir siska dan menciumnya dengan sedikit kasar.

Rizal mencari lidah siska untuk saling membelit dan akhirnya ia dapatkan lidah lembut siska. Ia mainkan lidah siska dengan lidahnya dan tidak lupa juga tangannya yang nakal kembali meremas – remas payudara siska yang cukup montok dan kenyal itu.

“emmmmfffffff emmmmmfffff” suara siska tertahan karena mulutnya tersumpal oleh mulut rizal.

Setelah puas dengan bibirnya, rizal langsung membuka celananya dan memperlihatkan kontolnya yang sudah sangat tegang dan siap untuk masuk ke dalam memek siska yang sudah sangat basah. Ukurannya bisa dibilang lebih besar dari ukuran kontol normal di negara ini. Tapi rizal yakin kontolnya ini bisa membuat wanita manapun merem melek jika mereka sudah merasakannya. Seperti nissa, vina, dan devieta kakak sepupunya yang sudah menikmati kontolnya. siska langsung memalingkan pandangannya sesaat setelah melihat kontol rizal.

“kenapa sis? Gamau liat, tadi kamu udah kasih liat toketmu, sekarang gantian dong aku yang kasih liat kontolku hahaha” ledek rizal ke siska.

Siska yang masih memalingkan wajahnya, terkaget karena usaha rizal yang sedang melepas celana sekaligus celana dalamnya yang masih terpasang di tubuhnya.

“paaakk, jangaaaannn. Gak kayak gini paaak harusnyaaa” kata siska sambil mencegah celananya dilepaskan oleh rizal.

“Emang harusnya gimana sis? Kamu sendiri loh yang mancing saya tadi hahahaha,, jadi harus tanggung jawab dong” kata rizal

Siska tidak bisa menjawab perkataan rizal. Sepertinya siska menyesali perbuatannya yang awalnya hanya ingin memberikan sedikit organ seksnya untuk rizal, namun ternyata yang terjadi lebih dari itu. Akhirnya rizal berhasil melepas celana siska sekaligus celana dalamnya. Siska langsung meringkukkan badannya sambil menutupi bagian-bagian sensitifnya dengan kedua tangannya sebisa mungkin. Rizal yang sudah terbakar birahinya dengan mudah saja baginya untuk melentangkan badan siska dan membuka kakinya untuk melakukan penetrasi ke dalam memek siska. Kepala kontol rizal sudah berada di bibir memek siska. Dan siska masih berusaha lepas dari tindihan tubuh rizal. Walaupun hal tersebut mustahil. Pelan – pelan rizal mulai memasukkan kontolnya ke memek siska. Siska akhirnya menyudahi usahanya untuk keluar dari tindihan rizal dan kini sekarang ia sedang menahan rasa sakit akibat kontol rizal yang perlahan masuk ke dalam memeknya.


“aaaaasssshhhhhhhhhhhh paaaaakk jaaaaaangan pleaseeeeeeee assssssssshhhhhhh” erang siska

Kontol rizal akhirnya menyentuh suatu dinding. Awalnya rizal pikir sudah mentok di dalam memek siska setelah melihat kearah selangkangan ternyata hanya kepala kontolnya saja yang baru masuk dan akhirnya ia tahu itu dikarenakan kontol rizal terlalu besar di dalam memek siska.

“kamu udah gak perawan ya ternyata hmm nakal juga kamu sis,, pantesan kok berani godain” pikir rizal.

Rizal yang awalnya ragu untuk melanjutkan tetapi setelah melihat wajah siska yang merem saat itu malah membuat rizal semakin bernafsu saja.

“sis siap yaaa, ini kayaknya agak sakit tapi tahan yaa” bisik rizal pelan di telinga siska.

Siska tidak merespon apapun karena ia hanya menahan rasa sakit di dalam memeknya. Akhirnya dengan satu hentakan bobol sudah pertahanan terakhirnya dan siska langsung memeluk tubuh rizal dan meneteskan air mata dengan sedikit deras. Ada bercak darah yang keluar dari memeknya dan di kontol rizal karena ukurannya yang terlalu besar.

“Arrrrhhhhhhgggggg sakiiiiiiiiittt ppaaaaaakk huhuuuuuuuhhuuuu” kata siska sambil menahan rasa sakit di sela – sela tangisnya.

Rizal yang sedikit merasa iba tidak langsung menggerakan kontolnya tetapi memberi kesempatan memeknya untuk beradaptasi dengan kontolnya sambil ia jilati puting payudara siska yang menggemaskan itu. Siska masih mengerang menahan rasa sakit di memeknya. Rizal berpikir sejenak sudah saatnya kontolnya beraksi. Ia mulai dengan ritme pelan dan siska masih saja mengerang menahan rasa sakit namun sepertinya rasa sakitnya semakin lama berganti dengan rasa nikmat.

“aaaaarrrhhhhggggg arrrrrgggghhhhhhh” erang siska yang membuat rizal semakin bernafsu.

Rizal menaikkan ritme genjotannya yang membuat desahan siska semakin keras dan semakin menggairahkan. Sepertinya siska sudah pasrah dan menyadari hal ini terjadi karena salahnya sendiri. Rizal menggenjot memek siska kira-kira 15 menit lamanya dengan ritme sedang. Saat ia rasakan kontolnya akan mengeluarkan isinya, ia percepat ritmenya lagi dan membuat siska makin tidak karuan sepertinya siska mendapatkan orgasmenya yang kedua. Badan siska saat ini melengkung ke arah depan membuat dadanya membusung ke arah rizal. Rizal yang juga ingin mendapatkan orgasme, semakin ia tingkatkan lagi ritme genjotannya pada memek siska.

“aaaaaaaaaaaaaarhhhhhhhhhhhgggggggg paaaakk udahhhhhhh udaaaahhhhhhhhhh geliiiiiiiiii cukuuupppppppp. Jangan keluarinnnnn di daaaleeeeeeeemmmmm” desah siska yang makin menjadi karena dia sampai klimaks duluan.

“Arrrrrhhhhhhhhhhgggggggggggggg” desah rizal karena sudah mencapai klimaks. Sesaat sebelum keluar rizal tarik kontolnya dan ia keluarkan spermanya yang banyak itu di perut siska yang rata.

“Aaahhhhhhhhh aaaaaaahhhhh aaaaaaahhhhhh” desah rizal.

Rizal langsung mencari tisu untuk membersihkan spermanya yang ada tercecer di perut hingga ke payudara siska dan juga untuk mengelap keringat yang berada di wajah cantik siska.

“Makasih dan maaf ya sis untuk kali ini” kata rizal sambil mencari pakaian untuk siska.

Siska masih belum bisa menjawab perkataan rizal. Setelah mendapatkan pakaian yang berserakan di ruangannya. Rizal langsung memakaikan siska pakaian sebisa mungkin dan siska pasrah atas segala perlakuan rizal kepadanya.


“sis memang benar selama ini aku sering liatin payudara kamu ini terus dan Tia, begitu juga karyawan yang lain. Itu kenapa aku berani menaikkan honor kalian daripada harus mencari karyawan baru. Tapi jujur ya sis gak terbersit satu bayanganpun aku bakal bersetubuh sama kamu, bahkan dalam mimpiku yang paling liarpun engga” Kata rizal kepada siska.

siska masih menatap dengan tatapan kosong kearah rizal dan membuat rizal sedikit takut dan khawatir. Siska yang awalnya hanya ingin petting dengan rizal sebagai ucapan terimakasih, nyatanya malah terlalu jauh dari yang ia duga. Bossnya itu bahkan menikmati memeknya.

“pak” akhirnya siska buka suara.

“Awalnya saya kira pak rizal gak akan ngentotin aku kayak gini” kata siska sambil merapikan pakaiannya.

“aku kira kita bakal mainan barang kita masing -masing doang pak” lanjut siska mulai meneteskan air matanya lagi.

“tapi ternyata pak rizal tega ya mengambil perawanku huhuhu” kata siska

Akhirnya tangis siska pun pecah dan dia tiba – tiba siska memeluk rizal dengan cukup erat. Rizalpun dengan reflek mengelus – elus kepala siska seraya berkata maaf ke siska.

“maaf ya siska, aku tidak bisa menahan nafsuku,, aku janji akan selalu menjagamu bahkan kalau kamu mau aku akan menjadikanmu pasangan hidupku” kata rizal kepada siska.

Siska tetap menangis untuk waktu cukup lama dan masih berada di pelukan rizal. Dan akhirnya malam pun tiba. siska sudah mulai tenang dan sudah tidak menangis lagi. Siska meminta untuk pulang.

“bareng aja sama saya, biar motormu ada disini” kata rizal sambil menunggu siska merapikan pakaiannya.

“terus besok saya bagaimana pak?” tanya siska

“besok saya jemputlah, mau kamu naik angkot emangnya?” kata rizal

“ya mau gimana lagi kalo gak ada yang jemput pak” kata siska

“yaudah besok naik angkot aja kalo gitu” kata rizal

“ya jangan dong pak, mau nyobain tia atau yang lain gak pak?” kata siska

“Hah?? Emangnya bisa?” kata rizal

“Mau apa engga? Kalo mau aku nanti usahain, aku punya beberapa gambar dia yang tanpa jilbab dan memakai pakaian mini” kata siska yang tak kalah membuat rizal kaget.

“dapat darimana kamu sis?” tanya rizal


“rahasia laah hahaha, kalo mau nanti aku bantu dehh” ledek siska

“kalo dibilang gamau ya pasti aku bohong laaah hahaha” kata rizal sambil memeluk tubuh siska.

“yaudah yuk aku antar kamu pulang” lanjut rizal

Mereka berdua pun keluar menuju tempat parkir, rizal langsung menghampiri satpam yang menjaga warungnya. Rizal meminta tolong agar motor siska disimpan dibelakang. Dan dengan tanggap satpam itu memindahkan motor matic ke belakang warung. Selama diperjalanan siska pun terlelap di dalam mobil rizal. Rasa lelah selama bekerja dan diakhiri dengan persetubuhannya dengan rizal semakin menambah rasa lelah tubuhnya. Sesampainya didepan rumah siska yang jauh dari keramaian kota terlihat rumah siska sangat sepi. Sedikit kekhawatiran di dalam diri rizal jika ia memulangkan siska terlalu malam.

“sis, bangun udah nyampe nih” kata rizal membangunkan siska dari tidurnya

“eeh mmmmhh maaf pak, tadi Kecapekan jadi tidur di mobil pak rizal” kata siska

“gapapa kok, yaudah kamu masuk rumah terus cuci kaki, cuci muka terus istirahat” kata rizal

“siap bos” kata siska dengan sedikit becanda

“yaudah aku pamit ya sis, salam buat keluarga kamu di rumah, aku doain ibu kamu cepet sembuh ya” kata rizal

“iya pak makasih banyak lho pak,, ati-ati yaa dijalan jangan bayangin tia loh dijalan nanti nabrak hahaha” ledek siska lagi yang tidak bisa dibalas oleh rizal.

“nanti aku kabarin pak, kalo si tia-nya udah siap bapak cobain hahaha” kata siska lagi.

“iya sis, kamu atur aja deh makasih yaaa untuk hari ini, kalo gadapet tia, sama kamu lagi juga gapapa kok sis hahahaa” akhirnya rizal bisa membalas ledekan siska

“Yeeeee maunyaaaaa, yaudah sana pulang aku mau tidur” kata siska.

Rizalpun langsung pergi dari rumah siska dan menuju rumahnya. Ia lihat jam sudah hampir larut malam. Biasanya sore hari sudah ada di rumah namun hari ini ia di warungnya sampai malam dengan siska.Sesampainya di rumah, ia melihat hanya beberapa penghuni kos yang masih belum tidur dan berada di balkon lantai dua. Rizal langsung menuju kamarnya untuk bersih-bersih dan akhirnya tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar